Pestisida Alami untuk Kelestarian Lingkungan dan Kesehatan
Desa Terbah 24 April 2018 23:35:21 WIB
Terbah(sida_samekta)Penduduk Terbah yang mayoritas adalah Petani sering menggunakan Pestisida untuk mengendalikan serangan hama pada tanaman. Namun seringkali Pestisida menimbulkan efek yang kurang baik bagi kesehatan dan bahkan merusak lingkungan bila digunakan dalam jangka waktu yang lama. Dengan alasan ini beberapa petani untuk beralih ke pestisida alami untuk meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan dari pestisida kimia.Berikut beberapa contoh pestisida alami yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama pada tanaman.
a. Pengendali serangga penghisap (kepik dan kutu-kutuan)
Siapkan bahan-bahan berikut, daun surian 1 kg, daun tembakau 1kg, daun lagundi 1 kg, daun titonia 1 kg, air kelapa sebanyak 2 liter, gambir 0,5 ons, garam dapur 1 ons dan air panas 500 ml. Kemudian siapkan penumbuk dari batu. Tumbuk daun tembakau, daun surian daun lagundi dan daun titania, aduk hingga rata. Apabila sudah lembut, rendam dalam air kelapa dan aduk-aduk. Kemudian ekstrak campuran tersebut dengan cara diperas dengan kain. Saring kembali hasil perasan dan tambahkan garam lalu kocek larutan. Siapkan cairan gambir dengan cara melarutkan setengah ons gambir dalam 500 ml air panas, lalu saring dengan kain halus. Langkah terakhir campurkan larutan daun-daunan dan larutan gambir. Masukkan dalam botol atau jerigen plastik. Ramuan pestisida organik siap untuk digunakan.
Cara menggunakan pestisida organik ini adalah dengan mengencerkan 500 ml larutan dalam 10 liter air bersih. Aduk hingga rata dan masukkan dalam tangki penyemprot. Lakukan penyemprotan pada pucuk tanaman terlebih dahulu kemudian permukaan atas dan bawah daun. Frekuensi penyemprotan dianjurkan dua kali seminggu hingga populasi larva atau kutu berkurang dan tidak membahayakan
b. Pengendali ulat pemakan daun
Siapkan bahan-bahan yang diperlukan antara lain, air kelapa 2 liter, ragi tape 1 butir, bawang putih 4 ons, deterjen 0,5 ons dan kapur tohor 4 ons. Langkah pertama adalah tumbuk bawang putih hingga halus. Kemudian larutkan deterjen kedalam air kelapa dan aduk hingga merata. Setelah itu, masukan hasil tumbukan bawang putih, ragi tape dan kapur tohor. Saring campuran tersebut dengan kain halus. Langkah terakhir, fermentasikan cairan selama 20 hari dalam wadah tertutup. Pestisida organik pengusir ulat daun siap digunakan.
Cara penggunaan, encerkan larutan pestisida organik sebanyak 500 ml dengan 10 liter air bersih. Aduk hingga rata dan masukkan dalam tangki penyemprot. Frekuensi penggunaan sebanyak 2 kali seminggu, lakukan terus sampai serangan ulat menurun sampai taraf aman.
c. Pengendali penyakit cendawan atau jamur
Siapkan bahan-bahan berikut, daun dakinggang gajah 5 ons, lengkuas 3 ons, jahe 3 ons, bawang putih 3 ons dan ekstrak titonia 3 liter. Tumbuk daun galinggang gajah, kemudian parut jahe dan lengkuas. Siapkan larutan daun titonia dengan cara menumbuk daun titonia hingga halus dan campurkan dengan 3 liter air, kemudian saring dengan kain halus. Setelah itu, masukkan bahan-bahan yang telah ditumbuk dan diparut ke dalam larutan titonia, aduk hingga merata. Saring dan peras campuran tersebut. Pestisida organik pengendali cendawan atau jamur siap digunakan.
Penggunaan, encerkan 500 ml pestisida organik ini dengan 10 liter air, aduk hingga rata dan masukkan kedalam tangki semprotan. Penyemprotan dilakuan pada seluruh bagian tanaman seperti pucuk, daun dan batang. Frekuensi penggunaan yang dianjurkan 2 kali dalam seminggu hingga serangan melemah.
d. Pengendali penyakit yang disebabkan bakteri
Siapkan bahan-bahan berikut, daun sirih satu ikat, kunyit 2 ons, bawang putih 3 ons dan ekstrak daun titonia 3 liter. Tumbuk bahan-bahan tersebut satu per satu atau secara bersamaan. Rendam dalam ekstrak daun titonia selama beberapa menit, kemudian saring dengan kain halus. Pestisida pengusir bakteri siap digunakan. Cara penggunaannya dengan mengencerkan 500 ml larutan dalam 10 liter air. Frekuensi penggunaan 2 kali dalam seminggu.
e. Pengendali serangga penghisap, kepik dan kutu-kutuan dari daun inggu
Siapkan daun inggu 1,5 kg, bunga tahi ayam 1,5 kg, gambir 0,5 ons, air kelapa 3 liter dan air bersih panas 500 ml. Daun inggu dan bunga tahi ayam ditumbuk hingga halus dan rendam dalam air kelapa. Peras dan saring campuran tersebut. Lalu siapkan larutan gambir dengan air panas yang sudah disaring. Camprkan dual larutan tersebut, pestisida organik daun inggu siap digunakan.
Cara penggunaan, 1 liter pestisida organik diencerkan dengan 10 liter air bersih. Aduk hingga rata dan masukkan dalam tangki penyemprot. Semprot seluruh bagian tanaman, frekuensi penyemprotan seminggu dua kali.
f. Pengendali antraknosa pada tanaman cabe
Siapkan daun galinggang gajah 2,5 ons; daun tembakau 2,5 ons; daun thitonia 2,5 ons; daun lagundi 2,5 ons; garam 1 ons dan gambir 3 buah. Tumbuk halus daun galinggang, tembakau,thitonia dan daun lagun. Kemudian masukan kedalam ember yang berisi 1 liter air bersih, lalu tambahkan garam dan biarkan selama satu malam. Setelah itu saring larutan tersebut dan peras airnya sampai kering. Cairkan tiga buah gambir dengan satu gelas air panas dan campurkan kedalam larutan, aduk hingga merata. Pestisida organik untuk mengendalikan antraknosa yang biasa menyerang tanaman cabe siap digunakan.
Cara menggunakannya, masukkan larutan di atas ke dalam tangki semprot 15 liter. Penuhkan dengan air bersih dan aduk-aduk. Penggunaan pestisida organik ini sebiknya dilakukan sejak tanaman cabe mulai berbuah, semprotkan seminggu sekali. Kemudian amati tanaman, apabila ada buah cabe yang terserang antraknosa segera dipetik dan dibuang keluar lahan. Hendaknya penyemprotan dilakukan pagi atau sore hari. Air semprotan harus berbentuk kabut biar merata dan teknik penyemprotan dilakukan dari bawah ke atas. Pada musim hujan kita bisa menambahkan garam sebanyak 2,5 ons lagi pada larutan.
Berdasarkan pengalaman, pestisida organik ini bisa mengendalikan serangan antraknosa sampai 80 %. Ramuan tidak tahan lama dan masih bisa dipakai selagi aromanya masih khas. Apabila aromanya sudah berubah maka kemampuannya pun sudah menurun. Sebaiknya dibuat setiap kali kita akan memakai.
Selain dari bahan di atas, beberapa tanaman di bawah ini juga bisa digunakan sebagai pestisida alami.
Jenis Tanaman | Bagian yang digunakan | Hama/Penyakit yang dikendalikan |
Adas | Biji | Kutu (beras, sereal, palawija) |
Alang-alang | Rimpang | Antraknosa pada buncis |
Babandotan | Seluruh tanaman | Nematode pada kentang |
Bawang-bawangan | Umbi | Busuk batang pada panili |
Bengkoang | Biji | Ulat pada kubis |
Brotowali | batang | Lalat buahKutu aphids pada cabe |
Cabe | buah | Hama tikus pada tanaman hias |
Cengkeh | bunga | Phytopthora pada lada |
Daun wangi | Daun | Lalat buah, bactrocera dorsalis |
Gadung | Umbi | Tikus/rodentisida |
Jahe | Rimpang | Ulat Plutella xylostella pada kubis |
Jambu mete | Kulit | Ulat jambu mete |
Jambu biji | Daun | Antraknosa |
Jarak | Buah dan daun | Namatoda pada nilam dan jahe, Lalat penggerek daun pada tanaman terung-terungan |
Jengkol | Buah | Walangsangit pada cabe |
Jeruk nipis | Daun | Busuk hitam pada anggrek |
Kacang babi | Biji | Ulat pucuk |
Kayu manis | Daun | Pestisida organic |
Kemangi | Daun | Busuk hitam pada anggrek |
Kencur | Rimpang | Phytoptora pada lada |
Acubung | Bunga | Kutu, ulat tanah |
Kenikir | Bunga | Walangsangit |
Kunyit | Rimpang | Phytoptora pada lada |
Lada | Biji, daun | Hama gudang, Antraknosa pada cabe |
Lengkuas | Rimpang | AntraknosaSemut pada lada |
Mimba | DaunBiji | Antraknosa pada buncis dan cabe, Phytoptora pada tembakau, Belatung, Pengisap polong pada kedelai, Hama pengetam pada kelapa |
Mindi | Daun | Ulat penggerek |
Mahoni | Biji | Kutu daun pada krisanUlat tanah, Walangsangit, wereng coklat |
Pacar cina | Daun | Spodoptera litura pada kedelai dan kubis |
Pahitan/kipahit | Daun | Serangga Tribolium castaneum |
Patah tulang | Daun | Molusca |
Pandan | Daun | Walangsangit |
Piretrum | Bunga | Hama gudang |
Saga | Biji | Hama gudang sitophilus sp |
Selasih | Daun | Lalat buah ( dacus correctus) |
Sembung | Daun | Keong emas |
Sereh | Batang, daun | Herbisida organic |
Sirih | DaunAbu | Antraknosa pada cabeTMV pada tembakau, Hama gudang |
Srikaya | Biji | Thrips pada sedap malam, Kutu daun pada kedelai, kacang panjang, jagung, kapas, tembakau |
Sirsak | Biji, daun | Wereng coklat pada padi |
Tembakau | Daun, batang | Ulat grayak pada famili terung-terungan (tomat, cabe, paprika, terung), Walangsangit |
Tembelekan | Biji | Ulat grayak Spodoptera liturapada kedelai, Penggerek polong |
Tuba | akar | Keong mas, Hama gudang |
dikutip dari : alamtani.com
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- Laporan pertanggungjawaban APBKAL Tahun Anggaran 2023
- Peraturan Kalurahan Tentang APBKAL 2024 Kalurahan Terbah
- Peresmian Pergantian Antar Waktu Bamuskal Terbah
- LAPORAN REALISASI PELAKSANAAN APBKAL TA 2022 KALURAHAN TERBAH
- APBKAL KALURAHAN TERBAH TA 2023
- Upacara memperingati Hari Ibu ke-94 di Kalurahan Terbah
- Kegiatan Apel Kerja Pemerintah Kalurahan Terbah